Langsung ke konten utama

Hidup adalah Proses

The good life is a process, not a state of being. It is a direction not a destination. (Carl Rogers)

Hidup.....Kata yang begitu mudah diucapkan, namun jujur saja, sulit untuk dijalani bukan?! Tidak peduli orang kaya atau miskin, pandai atau pas-pasan, cakep atau tidak, keganasan hidup tidak pernah pandang bulu, menyerang semua makhluk yang masuk dalam kategori 'hidup'.

Andai pohon bisa bicara, mungkin dia akan mengeluh akan kerasnya terpaan badai yang mematahkan ranting-rantingnya.....

Namun, kita tidak punya pilihan, selain terus maju, menjalani hidup ini sampai jatah kita di dunia ini mencapai kesudahannya.

Dalam hidup, ada kalanya kita merasa begitu bahagia dan senang, namun tak jarang pula kita merasakan beratnya beban yang menekan.

Dalam hidup, kadang kita begitu menikmatinya, menghadapi segala sesuatu dengan pundak tegak dan dada membusung, hingga seperti seorang pujangga, kita kemudian berkata "Aku ingin hidup seribu tahun lagi...."

Namun, begitu diterpa ombak masalah yang datang silih berganti, badan kita mulai membungkuk, kita tidak lagi berani menatap ke depan dengan penuh harap, kita malah ingin mati saja.

Pernahkah Anda menghadapi masa-masa berat seperti itu? Saat di mana kita sudah tidak punya gairah lagi untuk hidup. Hidup ini suram, tak berpengharapan, masalah yang ada tak mungkin terselesaikan, dan ketika menghadapi semua itu, Anda merasa kepala seperti mau meledak rasanya.

Saat menghadapi situasi kelam seperti itu, saya mendapati bahwa diri saya sedang terperosok ke dalam sebuah lubang yang 'jahat'. Nama lubang itu adalah mengasihani diri sendiri.

Kita berkutat di dalamnya. Meratapi kemalangan kita, melupakan orang-orang di sekitar kita, terlena dalam masalah kita sendiri, ibarat katak dalam tempurung. Apa yang dapat dilihat katak itu dari dalam tempurung?

Tidak lain dan tidak bukan hanyalah dinding-dinding tempurung yang gelap.

Kita perlu keluar dari lubang itu. Ayolah, semua makhluk yang dikategorikan sebagai makhluk hidup di dunia ini memang sama-sama menderita 'sakit bersalin'. Yaa, mungkin itu istilah yang paling tepat.

Kita tidak akan pernah benar-benar bahagia jika kita berkutat pada hasilnya. Dalam hidup, proseslah yang penting.

Hidup ini proses....Segala sesuatu yang kita alami juga merupakan sebuah proses. Jadi jangan terlalu ribet dengan 'bagaimana hasilnya nanti?!'. Jalani hidup ini sebaik mungkin, hanya itu yang bisa dan harus Anda lakukan.

Komentar

0(^_^)0 Always Happy mengatakan…
hay katine !asik.. emang mau tinggal di rumah kaca.. dilihat banyak orang hueuehuehe

Postingan populer dari blog ini

IBU RUMAH TANGGA : PEKERJAAN MULIA DAN BERHARGA

Saat bangun di pagi hari, biasanya saya menyempatkan waktu untuk merenung sejenak, setelah doa pagi, sebelum saya start untuk memasak dan membereskan pekerjaan rumah. banyak hal yang bisa saya renungkan, dan biasanya itu menyangkut masalah masak apa hari ini, mau buat kreasi apa hari ini, atau mau nulis apa hari ini, dan sebagainya--yang rata - rata semua itu masalah harian. Begitulah kalau sudah ibu ibu ya. Dulu waktu masih gadis, dan masih kerja kantoran, bangun pagi itu biasanya kebanyakan buru - burunya, kebanyakan sibuk dengan persiapan sebelum ke kantor, lalu pada hari libur atau weekend, sering "balas dendam" makanya bangun siang.  Waktu itu gara - gara masih kerja di perusahaan orang, jadi punya job description dimana setiap harinya kita hanya akan berkutat di seputar tugas dan tanggung jawab itu saja, punya jam kerja, dan punya peraturan yang wajib di ikuti oleh karyawan, kalau tidak ya dapat peringatan, atau mungkin dipecat, dan akhirnya tidak dapat gaj

Me time = Coffee time

Bagi seorang ibu - ibu seperti saya, yang seharian full dirumah, menjaga anak ( read : mencuci, memasak, mengepel, nyetrika, dan sebagai sebagainya), terkadang yang namanya " me time " itu sudah hampir lupa. lupa bagaimana rasanya bahkan sampai lupa artinya. haha. Beberapa waktu lalu, di pikiran saya, soal me time itu adalah sempat ke salon, perawatan, hangout atau nongkrong di tempat favorit, atau apalah yang kedengarannya bagi kuping ibu -ibu seperti saya, tidak mungkin lagi saya lakukan, kecuali ntar kalau anak saya udah gedean, atau udah bisa di tinggal - tinggal, dalam artian it's still too far from now on . tetapi ternyata tidak. me time itu bisa saya rasakan dan ciptakan juga lho. tergantung mindset saya. yang penting pada saat itu saya sedang sendiri, disaat anak sedang pulas tertidur, untuk hanya sekedar melakukan aktivitas yang saya suka di saat itu, seperti menonton, membaca, menulis, merenung, atau hanya duduk - duduk sambil minum kopi kesukaan. oh, it